Tempat ini bisa menjadi pilihan berkemah bagi pendaki yang naik melalui jalur Patulungan atau jalur Apuy. Puluhan tenda dapat didirikan di area tersebut, beberapa juga bisa masuk ke dalam gua.
Dari dalam gua, pendaki bisa memanfaatkan tetesan air dari dalam goa yang dapat ditampung untuk kegiatan mencuci dan memasak.
Namun demikian, untuk sampai ke Goa Walet memang tidak mudah. Jika melakukan perjalanan melalui jalur Palutungan sebelumnya harus melalui delapan pos, yaitu Palutungan, Cigowong, Kuta, Pangguyangan Badak, Arban, Tanjakan Asoy, Pasanggrahan, dan Sanghiyang Ropoh.
Pendaki dapat mengestimasi waktu perjalanan 9 - 10 jam untuk sampai ke Goa Walet dari basecamp atau Pos Palutungan.
Estimasi waktu tersebut cukup bagi pendaki untuk beristirahat atau menikmati bekal makanan. Dengan waktu tempuh yang cukup lama, pendaki tentunya juga harus pintar mengatur jumlah air yang diminum, karena sumber air hanya terdapat di Pos Cigowong.
Vegetasi hutan lebat dan beragam menemani pendaki hampir di seluruh jalur pendakian. Lebah hutan, yang sering disebut dalam mitos Gunung Ciremai, mungkin akan menyambut para pendaki.
Suara - suara satwa khas gunung tertinggi di Jawa Barat ini, terutama burung, juga dapat dinikmati selama perjalanan.
Kemungkinan turunnya kabut dan hujan di tengah pendakian harus dipersiapkan oleh pendaki, terutama menjelang sore hari.
Saat hujan deras, air akan membuka aliran di jalur yang umum dilewati pendaki, sehingga bisa membuat tanah yang dipijak menjadi lunak dan berlumpur. Persiapan jas hujan dan kehati - hatian menjadi modal utama bagi pendaki untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah melalui Pos Sanghiyang Ropoh, pendaki akan menemukan jalur berbatu dengan tanaman berbatang pendek seperti Edelweiss dan Cantigi.
Setelah pos tersebut dan menuju titik persimpangan antara Jalur Palutungan dan Jalur Apuy, pendaki dapat mulai mencium bau belerang dari kawah di puncak gunung.
Di sepanjang sisa perjalanan menuju Goa Walet, pendaki dapat melihat lebih luas pemandangan kota dan hamparan pegunungan lain di seberang Gunung Ciremai.
Bila beruntung, pendaki bisa melihat pemandangan langit senja dan Matahari terbenam saat cuaca cerah. Tetapi, bila cuaca tidak cukup mendukung karena hujan atau kabut, pendaki harus lebih berhati - hati.
Melewati jalur menuju Goa Walet yang memiliki kemiringan hampir 70 derajat di sore atau menjelang malam bisa meningkatkan risiko kedinginan atau hipotermia karena suhu udara yang dapat menurun drastis.
Persiapan seperti jaket, sarung tangan, dan sumber penerangan seperti senter akan sangat membantu pendaki cepat sampai ke Goa Walet yang tersembunyi di sisi sebelah kanan jalur pendakian.
Setelah sampai di Goa Walet dengan selamat, pendaki dapat segera mendirikan tenda dan beristirahat lebih lama.
Tidak perlu bangun dini hari untuk naik ke puncak, karena hanya diperlukan sekira 15 menit untuk pendaki bisa menikmati keindahan kawah dan Matahari terbit di puncak Atap Jawa Barat 3078 Mdpl tersebut. src
0 komentar:
Posting Komentar